Definisi Komunikasi Verbal dan Non-verbal
Definisi komunikasi
Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa
latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama,
komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan
aktifitas komunikasi tersebut.
SUZY AND IU |
Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya
yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi
maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan
yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun
1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau
tingkah laku.
Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang
tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi
menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti,
cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling
melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu
komunikasi.
Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory
terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli
dan dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh
buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian
komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalahs ebagai berikut:
Komunikasi
adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Hovland, Janis & Kelley:1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Berelson dan Stainer, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Gode, 1959
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949
Hovland, Janis & Kelley:1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Berelson dan Stainer, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Gode, 1959
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949
Kita lihat dari beberapa definisi tersebut saling melengkapi.
Definisi pertama menjelaskan penyampaian stimulus hanya dalam bentuk kata-kata
dan pada definisi kedua penyampaian stimulus bisa berupa simbol-simbol tidak
hanya kata-kata tetapi juga gambar, angka dan lain-lain sehingga yang
disampaikan bisa lebih mewakili yaitu termasuk gagasan, emosi atau keahlian.
Definisi
pertama dan kedua tidak bicara soal media atau salurannya, definisi ke tiga
dari lasswell melengkapinya dengan komponen proses komunikasi secara lebih
lengkap. Pengertian ke-empat dan seterusnya memahami komunikasi dari konteks
yang berbeda menghasilkan pengertian komunikasi yang menyeluruh mewakili fungsi
dan karakteristik komunikasi dalam kehidupan manusia.
Ke-tujuh definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanannya dan konteks yang berbeda satu sama lainnya.
Ke-tujuh definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanannya dan konteks yang berbeda satu sama lainnya.
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi
tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu
proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Setiap
pelakuk komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk,
menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut lazimnya
terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau
gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem
syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain.
Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan,
seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang
diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan
diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan
tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang
tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah ke
–empat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang.
Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya
Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON
VERBAL
KOMUNIKASI VERBAL
Simbol atau pesan
verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana,
2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan
untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami
suatu komunitas.
Jalaluddin
Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara
fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki
bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara
anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa
diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut
peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata
harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti. Kalimat dalam bahasa
Indonesia Yang berbunyi ”Di mana saya dapat menukar uang?” akan disusun dengan
tatabahasa bahasa-bahasa yang lain sebagai berikut:
· Inggris: Dimana dapat saya
menukar beberapa uang? (Where
can I change some money?).
· Perancis: Di
mana dapat saya menukar dari itu uang? (Ou puis-je change de l’argent?).
· Jerman: Di
mana dapat saya sesuatu uang menukar? (Wo kann ich etwasGeld wechseln?).
- Spanyol: Di mana dapat menukar uang?
(Donde puedo cambiar dinero?).
Tatabahasa
meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi merupakan
pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Sintaksis merupakan pengetahuan
tentang cara pembentukan kalimat. Semantik merupakan pengetahuan tentang arti
kata atau gabungan kata-kata.
Menurut Larry L.
Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan
(naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
- Penamaan atau penjulukan merujuk pada
usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut
namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
- Fungsi interaksi menekankan berbagi
gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau
kemarahan dan kebingungan.
- Melalui bahasa, informasi dapat
disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari
bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang
lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,
memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Cansandra L. Book (1980), dalam Human
Communication: Principles, Contexts, and Skills, mengemukakan agar komunikasi kita
berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu:
· Mengenal
dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yang menarik
minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai
pada kemajuan teknologi saat ini.
· Berhubungan
dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk
kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita.
Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang
di sekitar kita.
· Untuk
menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan kita untuk
lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan
kita, dan tujuan-tujuan kita.
Keterbatasan
Bahasa:
· Keterbatasan
jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu:
orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata
tersedia untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi
buka realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata pada dasarnya bersifat
parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak.
Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis, misalnya
baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, dsb.
· Kata-kata
bersifat ambigu dan kontekstual.
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan
interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial
budaya yang berbeda pula. Kata berat,
yang mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam*. Misalnya: tubuh orang itu berat; kepala saya berat; ujian itu berat; dosen itu memberikan
sanksi yang berat kepada mahasiswanya yang nyontek.
· Kata-kata
mengandung bias budaya.
Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di dunia ini
terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang berbeda,
tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir
sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda namun dimaknai
secara sama. Konsekuensinya, dua orang yang berasal dari budaya yang berbeda
boleh jadi mengalami kesalahpahaman ketiaka mereka menggunakan kata yang sama.
Misalnya kata awak untuk orang Minang adalah saya ataukita, sedangkan dalam bahasa Melayu (di
Palembang dan Malaysia) berarti kamu.
Komunikasi sering dihubungkan dengan kata Latin communis yang artinya sama. Komunikasi hanya
terjadi bila kita memiliki makna yang sama. Pada gilirannya, makna yang sama
hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman yang sama. Kesamaan makna karena
kesamaan pengalaman masa lalu
atau kesamaan struktur kognitif disebut isomorfisme. Isomorfisme terjadi bila komunikan-komunikan
berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama, pendidikan yang sama,
ideologi yang sama; pendeknya mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama.
Pada kenyataannya tidak ada isomorfisme total.
· Percampuranadukkan
fakta, penafsiran, dan penilaian.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran
(dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan
persepsi. Contoh: apa yang ada dalam pikiran kita ketika melihat seorang pria
dewasa sedang membelah kayu pada hari kerja pukul 10.00 pagi? Kebanyakan dari
kita akan menyebut orang itu sedang bekerja.
Akan tetapi, jawaban sesungguhnya bergantung pada: Pertama, apa yang dimaksud bekerja? Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk mencari nafkah?
.... Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan tetap
untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang bekerja. Akan tetapi, bila
pekerjaan tetap orang itu adalah sebagai dosen, yang pekerjaannya adalah
membaca, berbicara, menulis, maka membelah kayu bakar dapat kita anggap
bersantai baginya, sebagai selingan di antara jam-jam kerjanya.
Ketika kita
berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk lambang (verbal
atau nonverbal). Proses ini lazim disebut penyandian (encoding). Bahasa
adalah alat penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik (lihat keterbatasan
bahasa di atas), untuk itu diperlukan kecermatan dalam berbicara, bagaimana
mencocokkan kata dengan keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan
berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan kesalahpahaman.
Makna dapat pula digolongkan ke dalam makna
denotatif dan konotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya
(faktual), seperti yang kita temukan dalam kamus dan diterima secara umum oleh
kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Makna konotatif adalah
makna yang subyektif, mengandung penilaian tertentu atau emosional (lihat Onong
Effendy, 1994, h. 12)
KOMUNIKASI NONVERBAL
Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah
nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di
luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan
komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis
komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang
kita lakukan sehari-hari.
Klasifikasi pesan
nonverbal.
Jalaludin Rakhmat
(1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
- Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang
menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama:
pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit
sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan,
kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976)
menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut: a. Wajah
mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang
menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk;
b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau
lingkungan; c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi
situasi; d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap
pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang
pengertian.
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan
tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.
Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat
disampaikan adalah: a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan
terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara
menunjukkan kesukaan dan penilaian positif; b. Power mengungkapkan status yang
tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi
hati di depan anda, dan postur orang yang merendah; c. Responsiveness, individu
dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif.
Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
- Pesan proksemik disampaikan melalui
pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita
mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
- Pesan artifaktual diungkapkan melalui
penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif
menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai
dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan
tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
- Pesan paralinguistik adalah pesan
nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal.
Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila
diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya
sebagai parabahasa.
- Pesan sentuhan dan bau-bauan.
Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima
dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan
emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda,
dan tanpa perhatian.
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah
berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah
mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan
jenis.
Fungsi pesan
nonverbal.
Mark L. Knapp
(dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan
dengan pesan verbal:
- Repetisi, yaitu mengulang kembali
gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan
saya, saya menggelengkan kepala.
- Substitusi, yaitu menggantikan
lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita
berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
- Kontradiksi, menolak pesan verbal atau
memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’
prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang
hebat.”
- Komplemen, yaitu melengkapi dan
memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan
tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
- Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan
verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya
anda dengan memukul meja.
Sementara itu,
Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal
Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan verbal sangat
signifikan. Yaitu:
a. Factor-faktor
nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita
mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan
pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih
banya ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
b. Perasaan
dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal.
c. Pesan
nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator
secara sadar.
d. Pesan
nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya
memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas
telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi,
kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
e. Pesan
nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan
pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan
verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi.
Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
f. Pesan
nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi
yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung.
Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit
(tersirat).
Komunikasi dan Kepemimpinan
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Komunikasi
adalah sebuah proses dimana mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,organisasi, dan masyarakat menciptakan,
menyampaikan dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan
orang lain sehingga dapat dimengerti satu sama lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Berikut
pendapat beberapa pakar mengenai komunikasi :
Onong
Cahyana Effendi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
Harold
Laswell
Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya.
Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya.
UNSUR-UNSUR
DALAM KOMUNIKASI
Unsur-unsur
yang terdapat dalam komunikasi sebagai berikut :
1. Sumber
Sumber
adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan untuk
memperkuat isi pesan itu sendiri. Sumber bisa berupa orang, lembaga, buku,
dokumen, dan lainnya.
2. Komunikator
Setiap
orang atau kelompok dapat menyampaikan pesan komunikasi itu sebaagai proses
dimana komunikator dapat menjadi komunikan, ataupun sebaliknya komunikan
menjadi komunikator.
3. Pesan
Pesan
adalah inti pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator di
dalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku komunikan
4. Saluran/Channel
Channel
merupakan saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media, baik
media umum dan media massa.
5. Komunikasi
Komunikasi
ditujukan atau diarahkan kedalam komunikasi personal, komunikasi kelompok, dan
komunikasio massa.
6. Efek
Efek
adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku
seseorang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan
CARA MENYALURKAN IDE MELALUI KOMUNIKASI
§
Adanya Ide (gagasan) dari si
pengirim pesan (sender)/komunikator
§
Perumusan ide dari si sender
yang disampaikan dalan kata-kata
§
Penyaluran ide, melalui
tulisan, tertulis, ataupun simbol
§
Penerimaan pesan oleh komuikan
(penangkap berita)
§
Pengertian, kata-kata si
komunikator menjadi ide si penerima
§
tindakan
HAMBATAN
DALAM KOMUNIKASI
Komunikasi terkadang tidak berjalan lancer dikarenakan
beberapa hal yang terjadi seprti hal berikut :
1. Perbedaan persepsi
Antara
satu dengan yang lain, terkadang setiap orang mempunyai penilaian dalam hal
menangkap sebuah pesan. Ada yang mengartikan sebuah bentakan sebagai sebuah
ketegasan tetapi ada yang mengartikan bentakan tersebut sebuah tindak
kekerasan.
2. Budaya
Perbedaan
budaya juga menjadi salah satu pemicu terhambatnya dalam sebuah komunikasi,
terlebih jika masing-masing pihak tidak mengerti bahasa yang digunakan.
3. Karakter Dasar
Seperti
yang saya kutip dari situs anneahira.com, manusia pada dasarnya memiliki empat
karakter dasar yaitu, koleris, melankolis, plegmatis, dan sanguinis. Koleris
adalah karakter yang suka menyinggung perasaan, melankolis adalah karakter yang
lembut dan perasa, sanguinis adalah karakter yang santai, dan plegmatis adalah
karakter yang suka mengalah.
4. Kondisi
Ini
juga salah satu pemicu terhambatnya komunikasi. Contohnya saat komunikasi
terjadi antara dua pihak, dimana pihak pertama dalam kondisi tidak enak.
Akibatnya, kondisi tersebut mempengaruhi cara penangkapan pesan dari lawan
bicara
Klasifikasi
Komunikasi Dalam Organisasi
1. Dari segi sifatnya
a. Komunikasi lisan
b. Komunikasi Tertulies
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
2. Dari segi arah
a. Komunikasi ke atas
b. Komunikasi ke bawah
c. Komunikasi diagonal keatas
d. Komunikasi diagonal kebawah
e. Komunikasi horizontal
f. Komunikasi satu arah
g. Komunikasi dua arah
3. Menurut Lawan
a. Komunikasi satu lawan satu
b. Komunikasi satu lawan banyak
c. Komunikasi kelompok lawan kelompok
4. Menurut Keresmiannya
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB PERUBAHAN ORGANISASI
Secara
garis besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi
dua, seperti saya kutip dari laman freewebs.com
1. Faktor Ekstern
Adalah penyebab
perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi
bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh
karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa
adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu
terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi
yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan
peraturan pemerintah.
2. Faktor Intern
Adalah penyebab
perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat
berasal dari berbagai sumber antara lain:
- problem hubungan antar anggota
- problem dalam proses kerja sama
- problem keuangan
CIRI-CIRI
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Ciri-ciri
pengembangan organisasi yang efektif adalah
1. Strategi terencana
2. Menekankan cara-cara baru meningkatkan
kinerja
3. Mengandung nilai humanistik
4. Menggunakan pendekatan komitmen
5. Mengguanakan pendekatan ilmiah
METODE
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Program
pengembangan organisasi memiliki hal-hal pokok berikut ini:
1. Program ini dipimpin dan didukung dari
atas, dapat juga menggunakan pihak ketiga (atau agen perubahan) untuk
mendiagnosis masalah dan memperbaikinya, atau mengatasi perubahan melalui
berbagai jenis kegiatan yang direncanakan, atau intervensi.
2. Rencana-rencana
pengembangan organisasi didasarkan kepada analisis dan diagnosis yang
sistematis, mengenai keadaan organisasi serta perubahan dan masalah-masalah
yang mempengaruhinya.
3. Program
ini berhubungan dengan bagaimana organisasi bertindak pada waktu perubahan terjadi,
dengan menggunakan proses seperti interaksi, komunikasi, perencanaan peran
serta, dan benturan.
TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN
Berikut
adalah tipe kepemimpinan seperti saya kutip dari kadri-blog.blogspot.com
1. Tipe Otokratik
Dilihat
dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat
egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan
“keakuannya”
2. Tipe Paternalistik
Tipe
pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini
kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat.
3. Tipe Kharismatik
karakteristiknya
yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh
pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin
yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun
para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
orang tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin
ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa
yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota
dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi
TEORI
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Berikut
teori kepemimpinan :
1. Teori kepemimpinan berdasarkan
sifat
Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi
yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan
akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat
itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
2. Teori kepemimpinan berdasarkan
perilaku dan situasi
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kearah 2 hal yaitu :
Pertama
yang disebut dengan konsiderasi yaitu kcenderungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan
Kedua
disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan.
3. Teori kewibawaan pemimpin
Kewibawaan
merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa
yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepempinan Situasi
Seorang
pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar
tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Daftar Pustaka:
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu
Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung,
Remaja Rosdakarya.
Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek,
Bandung, Remaja Rosdakarya.
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu
Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung,
Remaja Rosdakarya.
meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi/
Komentar
Posting Komentar