kurangnya kesadaran remaja dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar
3.1. kurangnya
kesadaran remaja dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh beberapa ilmuan, para remaja Indonesia banyak yang menggunakan
bahasa gaul dan tidak menempatkannya pada tempatnya. Bahasa gaul merupakan salah satu
cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai
muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai
bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam
pergaulan sebagai preman.Penggunaan
bahasa Indonesia yang tidak pada tempatnya ini dapat disebut dengan bahasa yang
tidak baik.
Kepala Balai Bahasa Kalimantan
Tengah (Kalteng) Drs Sumadi MHum mengatakan, penggunaan Bahasa Indonesia di
kalangan remaja sudah dalam tahapan mencemaskan karena tidak digunakan secara
baik dan benar.
"Berdasarkan kenyataan, penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan remaja sudah dalam tahapan mencemaskan. Salah satu penyebabnya adalah mereka sudah tidak lagi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Menurutnya, Bahasa Indonesia yang digunakan kalangan remaja atau generasi muda itu lebih banyak mencampuradukan dengan bahasa asing. Bahkan, pada penggunaannya sudah tidak melihat tempatnya lagi.
"Salah satu cara yang
dilakukan untuk selalu memperbaiki penggunaan bahasa pers yakni dengan
membentuk forum bahasa media massa yang ada di 30 provinsi," katanya.
Di era seperti ini banyak sekali para remaja yang menggunakan
bahasa-bahasa yang tidak baik dan tidak benar. Bahasa yang baik adalah bahasa
yang digunakan pada tempatnyan namun banyak sekali remaja-remaja yang tidak
bisa menggunakan bahasa sopan ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua
Terlebih kepada guru mereka. Sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang
sesuai dengan EYD, sangat ironis sekali ketika melihat gaya bicara dan gaya
menulis para remaja kita kini. Mereka seakan menulis tanpa aturan yang mana
tidak mengetahui cara menulis dengan baik dan benar. Hal serupa pun terjadi di
masalah percakapan. Kata-kata seperti “enggak”, “beneran” menjadi bahasa yang
sangat benar bagi mereka.
Remaja adalah calon penerus bangsa, jika remaja terdidik
dengan bahasa yang tidak baik dan tidak benar ini diteruskan, maka bisa-bisa
bahasa Indonesia sendiri akan kehilangan ciri khasnya. Ambil saja contoh bahasa
Alay yang sekarang sedang berkembang di masyarakat khususnya kalangan remaja.
Para remaja lebih suka menggunakan kata “ CiYYuzzz” ,” MiApach”, “Amacama.”
Entah kenapa kata-kata tersebut sangat suka digunakan oleh mereka. Kelompok
mereka membuat tata cara bahasa mereka sendiri yang mana tidak mereka sadari
bahwa itu dapat mengurangi kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa yang baku
Sebagian besar mahasiswa yang menjalani skripsi mengalami
kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Diduga
penyebabnya adalah kebiasaan mereka menggunakan bahasa yang tidak benar dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Salah satu fenomena yang aneh juga terjadi ketika beberapa
remaja berkumpul dengan teman-teman akrab mereka. Para remaja itu menggunakan bahasa
baku yang mana seharusnya menggunakan bahasa pergaulan. Alhasil, para remaja
tersebut terkesan terasingkan dari para remaja yang lain, yang mana menggunakan
bahasa pada tempatnya atau yang kita sebut dengan bahasa yang baik.
Beberapa penilitian dilakukan untuk menemukan sumber-sumber
dari pelunturan bahasa Indonesia dikalangan remaja ini. Selain peranan dari
pergaulan bersama teman-teman, ada juga penyebab yang mana membuat para remaja
ini meniru kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia. Penyebab yang paling
bertanggung jawab dalam adalah Media Massa.
disadari atau tidak bahasa Indonesia memang sedang dalam
nasib yang buruk karena penambahan kosa kata tersebut malah membuat budaya
buruk bagi remaja yang terlalu sering menggunakannya.
Komentar
Posting Komentar